Review Drama Korea Twenty Five Twenty One (2022): Ketika Ekspektasi tak Seindah Realita (Mengandung Spoiler Ending)
Hai teman-teman, udah lama banget nggak nulis review drakor karena baru berkesempatan sekarang & kebetulan drama yang baru selesai saya tonton adalah Twenty Five Twenty One, jadi langsung saya review aja ya...
Tentang apa?
Menceritakan seorang siswi SMA yang merupakan atlet anggar bernama Na Hee Do (Kim Tae Ri), yang berjuang untuk meraih mimpinya dengan banyak kegagalan yang dihadapinya. Ia bermimpi bisa menjadi juara anggar dan bertemu dengan idolanya yang juga seusia dengannya bernama Ko Yu Rim (Bona).
Dalam perjalanannya ia bertemu dengan seorang pekerja paruh waktu bernama Baek Yi Jin (Nam Joo Hyuk) serta teman-temannya di sekolah yaitu, Ji Seung Wan (Lee Ju Myoung) dan Moon Ji Woong (Choi Hyun Wook). Bersama-sama mereka melewati masa muda itu dan bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa.
Kesan Pertama
Awal dari drama ini
langsung mengingatkan saya kepada siaran tv jadul dan sedikit mengingatkan saya
terhadap drama Reply 1988. Entah
kenapa vibes-nya mirip seperti itu. Kebetulan
saya juga penggemar drama Reply 1988.
Tidak hanya itu, uniknya drama ini dibuka dengan situasi yang realistis dimana pemerannya menggunakan masker. Membuat saya merasa bahwa seluruh dunia memang sedang berjuang bersama-sama dalam masa covid ini.
Review Twenty Five Twenty One
Drama yang banyak menyimpan pembelajaran, tidak hanya untuk anak muda tapi juga orang dewasa. Menonton drama ini membuat saya ikut bernostalgia dengan jaman dahulu dimana hp bukanlah hal yang wajib dibawa setiap orang.
Dimana kita bisa bermain bersama teman-teman di realita dan tidak terpaku pada dunia maya. Juga mengingatkan saya pada masa dimana untuk keluar rumah tidak harus menggunakan masker saat keluar rumah.
Twenty Five Twenty One juga memperlihatkan sisi yang berbeda dari setiap pemeran di dalamnya, dimana kita bisa mengambil pembelajaran dari setiap tokohnya.
Mengambil setting latar tahun 1990an dan juga mengandung flashback membuat drama ini menarik untuk diikuti. Terlebih lagi untuk saya yang baru secara dekat mengenal olahraga anggar.
Yap karena Na Hee Do adalah seorang atlet anggar, jadi drama ini juga menyorot bagaimana olahraga anggar itu sendiri dan setelah menonton drama ini entah kenapa anggar menjadi menarik dan keren.
"Jika bersama Baek Yi Jin, aku merasa bisa melakukan apapun."
-Na Hee Do
Banyak sisi unik dari Twenty Five Twenty One yang bisa kita lihat, seperti bagaimana masa-masa SMA dan segala dramanya dikala itu. Tentang masa muda, persahabatan, kekeluargaan dan juga cinta. Seiring dengan berjalannya waktu masing-masing akan mulai menentukan jalan hidupnya sendiri dengan caranya sendiri.
Juga menunjukkan bagaimana hubungan anak dan orang tua, menyorot sistem pendidikan yang masih menggunakan kekerasan, serta menunjukkan bahwa setiap orang itu berbeda dan memiliki permasalahannya masing-masing.
Drama yang bisa dikatakan realistis dan kejadiannya kerap kali memang terjadi di kenyataan. Hal ini yang membuat penonton mungkin bisa relate dengan setiap cerita yang diangkat di drama 2521 ini.
Menonton drama ini membuat saya ikut merasakan bagaimana pertumbuhan setiap karakter, Na Hee Do (Kim Tae Ri), Baek Yi Jin (Nam Joo Hyuk), Ko Yu Rim (Bona), Ji Seung Wan (Lee Ju Myoung) & Moon Ji Woong (Choi Hyun Wook).
Dari siswa SMA yang polos dan erat persahabatannya, sampai menjadi pribadi yang dewasa dengan caranya masing-masing. Karakter dari setiap tokohnya dibuat begitu khas dan menyenangkan.
Drama ini tentunya tidak terlepas dari para pemainnya. Salah satunya Kim Tae Ri, wah sangat tidak disangka sangat andal dalam memerankan peran siswi SMA yang tomboi. Wajahnya baby face banget sampai-sampai kalau mungkin saya tidak tahu Kim Tae Ri, pasti saya akan mengira ia masih berusia 20an. Aktingnya natural & totalitas.
Begitu pula dengan Nam Joo Hyuk. Sedikit mengingatkan saya dengan perannya di Start Up karena sama-sama memulai dari bawah dan menggambarkan sosok pemuda yang bekerja keras. Tapi tentu saja kedua karakter ini berbeda, dan Nam Joo Hyuk berhasil membawakan perannya dengan baik seperti biasa.
Kalau di Reply 1988 ada geng Ssangmundong, drama ini juga punya gengnya sendiri yang terdiri dari bocah-bocah SMA koplak, dilengkapi dengan satu orang dewasa yaitu Baek Yi Jin. Saya merasa terhibur tiap kali melihat mereka beraksi, dari yang awalnya bukan siapa-siapa menjadi sahabat yang tumbuh bersama dalam suka duka.
Tidak ada rasa canggung yang terlihat dari pertemanan mereka dan memang sangat natural. Pokoknya good job deh untuk Twenty Five Twenty One. Sedih sih karena udah nggak bisa melihat kelucuan mereka lagi. Chemistry-nya bener-bener bagus.
Sejujurnya drama ini bagus banget dan juga unik. Saya ingin memberikan rating 10/10 sampai pada akhirnya saya melihat ending dari drama ini. Bagi temen-temen yang udah nonton pasti tahu banget ending-nya akan seperti apa.
Hmmm, sebenernya mungkin tergantung cara pandang penonton dalam mengartikan ending itu sendiri. Ada yang berpendapat bahwa endingnya sudah pas dan ada juga yang kecewa.
Kalau saya pribadi jujur ada pada tim yang kecewa. Hal ini membuat saya sedikit trauma dengan tvn yang kerap kali memberikan ending yang bikin perasaan campur aduk. Memang sih, realita tidak seindah ekspektasi, tapi untuk drama dengan alur seindah ini saya tidak menyangka dengan adanya perpisahan yang terjadi.
Menurut saya keputusan Hee Do dan Yi Jin untuk berpisah agak dipaksakan. Kalau dilihat dari perjalanan mereka dari awal, jelas-jelas hubungan mereka bisa lebih dari itu.
Mereka bersama-sama dari saat muda sampai mereka dewasa, men-support satu sama lain dan seolah-olah sudah dibuat seperti memiliki ikatan batin dan takdir yang kuat.
Saat masa muda pun mereka pernah berpisah dan cara mereka berusaha mendukung satu sama lain jauh lebih kuat di masa itu & kenapa sekarang seakan-akan dibuat lebih cepat menyerah dan seperti dipaksakan renggang karena pekerjaan, apa ada yang merasa demikian?
Memang sih mungkin fokus dari drama ini ingin memperlihatkan cinta pertama yang indah dimasa itu namun kadang tidak bertahan lama, tapi hubungan mereka menurut saya lebih dari sekedar cinta pertama. Bahkan bukan cinta pertama juga sih mengingat Yi Jin sudah pernah memiliki pacar sebelumnya.
Mereka adalah orang yang saling mengenal dari masa saat mereka berada di titik terendah dan saling menguatkan. Bahkan pada saat itu mereka lebih memiliki keterbatasan, karena teknologi belum secanggih masa dimana mereka memutuskan untuk berpisah. Tapi kala itu mereka bisa berusaha lebih dan saling mengerti satu sama lain.
Jadi bagaimana bisa mereka langsung berpisah begitu saja tanpa adanya usaha lebih seperti mereka dahulu, sangat disayangkan sebenarnya.
Tapi yah mau bagaimana lagi karena dramanya pun sudah tamat teman-teman dan kalau dilihat-lihat memang drama sad ending lebih membekas diingatan penonton.
Sebenarnya ada hal lain lagi sih yang saya harapkan ketika menonton episode terakhir, saya mengharapkan adanya reuni Hee Do, Yi Jin, Yu Rim, Seung Wan & Ji Woong karena sepertinya di episode terakhir tidak ditunjukkan sama sekali, hanya menunjukkan per tokohnya saja dengan kesuksesannya sendiri.
Itu juga salah satu nilai minus dari drama ini sih, tapi nggak apa-apa deh setidaknya melihat mereka sukses dengan caranya masing-masing membuat saya ikut senang juga.
Meskipun kecewa dengan ending-nya, tapi saya tetap ingin berterima kasih karena sudah membuat saya mengingat kenangan masa lalu melalui drama ini. Apalagi ditengah dunia yang semakin lama semakin cepat berkembang, sangat dibutuhkan drama semacam ini yang bisa membuat kita bernostalgia dan rehat sejenak.
Saya jadi berpikir kalau drama ini ada saat saya masih remaja, mungkin drama ini akan sangat menguatkan dan membuat kita berani mengejar mimpi seperti Na Hee Do, dkk.
Pesan Moral Twenty Five Twenty One
Jangan takut gagal
Hal ini bener-bener ditekankan kuat di drama ini melalui perjalanan Hee Do yang tidaklah mudah. Sebelum ia bisa menjadi atlet sukses, ia berkali-kali mengalami kegagalan & karena sudah terbiasa gagal itulah yang membuatnya berani terus mencoba.
"Aku tidak kecewa meski mimpiku tidak menjadi kenyataan, aku sudah terbiasa kalah & gagal."
-Na Hee Do
Bangga menjadi diri sendiri
Menarik banget karakter Moon Ji Woong, bisa dibilang ia adalah bocah santuy yang punya keinginannya sendiri. Ia tidak pernah berusaha keras untuk menjadi orang lain ataupun untuk terlihat sempurna di mata orang lain. Jujur dan apa adanya adalah ciri khas Moon Ji Woong. Ia juga tidak malu dengan dirinya sendiri.
"Aku suka diriku, aku senang hidup jadi diriku."
-Moon Ji Woong
Nikmatilah masa mudamu
Kerasa banget waktu nonton drama ini, dari waktu ke waktu mereka yang awalnya sering bertemu dan berkumpul di SMA menjadi lebih jarang bertemu saat dewasa.
"Tidak ada tragedi sepenuhnya, begitu juga dengan komedi seutuhnya. Semoga jalan yang terbentang di depan kita lebih dipenuhi dengan komedi."
-Na Hee Do
Mereka yang awalnya hanya dipenuhi pemikiran anak muda beranjak mengalami permasalahan orang dewasa. Satu persatu mulai meniti karir dan seringkali mengingat kenangan indah di masa lalu. Namun apa daya waktu terus berjalan dan tidak bisa kembali lagi seperti dahulu.
Lakukan yang terbaik
Baek Yi Jin yang bangkrut karena krisis IMF akhirnya mengambil pekerjaan apapun itu yang bisa menghasilkan baginya. Ia tidak malu dengan pekerjaannya dan melakukan yang terbaik yang ia bisa.
"Hidup yang tidak sesuai impian bukanlah hidup yang gagal dan hidup yang sesuai dengan impian belum tentu hidup yang berhasil. Aku hanya ingin melakukan tugas yang diberikan kepadaku dengan baik."
-Baek Yi Jin
Berani mengambil keputusan untuk diri sendiri
Ada satu tokoh unik di drama ini yang namanya Lee Ye Ji (Joo Bo Young), ia berani mengambil keputusan yang berat yaitu keluar dari anggar yang selama ini ia tekuni. Hal itu adalah keputusan besar, namun tidak bisa diabaikan.
"Setiap kau merasa lelah, ingatlah betapa sulit kau memulainya."
-Yang Chan Mi
Begitu juga dengan Seung Wan, ia berani melakukan apa yang seharusnya ia lakukan demi kebaikan dirinya. Walaupun keputusan itu adalah keputusan yang mungkin tidak bisa diterima banyak orang.
Relate banget dengan kehidupan sehari-hari, dimana terkadang kita harus rela melepas hal yang selama ini kita pegang atau tekuni untuk bisa bertemu dengan kesempatan baru yang mungkin lebih baik untuk diri kita.
Gigih dan berani bermimpi
Seperti Na Hee Do yang
memohon pada Coach Yang Chan Mi (Kim Hye Eun) untuk dimasukkan dalam klub
anggar. Yang Chan Mi memberikan Hee Do beberapa tes yang mungkin kalau dilihat
secara langsung tidak berkaitan dengan anggar itu sendiri.
"Kau membuat tangga dengan pengalaman kalahmu. Coba pikirkan, kini tanggamu lah yang paling tinggi. Naik perlahan dan raih yang kau inginkan."
-Baek Yi Jin
Kesimpulan
Sejujurnya, menurut saya dramanya recommended banget karena memang bagus dan alurnya indah. Penonton dibuat bernostalgia dan juga ikut melihat perkembangan tokoh-tokohnya yang bertumbuh dari waktu ke waktu. Banyak hal yang juga bisa dikaitkan dengan realita dan tentunya memberi banyak pelajaran berharga.
Drama ini tidak hanya berfokus pada kehidupan percintaan saja, tapi juga menyorot berbagai sisi kehidupan. Mulai dari persahabatan, hubungan keluarga, trauma masa lalu, suka duka pekerjaan & sistem pendidikan.
Sebenernya bisa dibilang drama ini healing banget. Tidak melulu serius, drama ini juga dibalut dengan komedi yang kocak lewat karakter tokoh-tokohnya, ada momen harunya juga, ada romantisnya, ada sedihnya juga dan ada keselnya juga *apalagi kalau lihat ending-nya* lengkap lah sudah hahaha.
Menariknya juga ketika menonton drama ini, saya jadi tertarik dengan anggar. Pembawaan tokoh dan pengambilan gambarnya membuat saya yang menonton dari layar seakan menonton pertandingan sungguhan. Apalagi dengan ciri khas teriakan Na Hee Do ketika memenangkan pertandingan, rasanya ikut bangga banget, padahal hanya drama hahaha.
Kalau dari saya pribadi ini drama oke banget, hanya ending-nya saja yang membuat emosi hahaha. Mengingat dari episode 1-14, drama ini sebenernya emang bagus dan menyenangkan untuk ditonton.
Tapi semua itu kembali
lagi ke selera masing-masing ya, kalau bagi saya nggak percuma kok menonton
drama ini karena ada nilai-nilai di dalamnya yang bisa kita pelajari dari
episode awal terlepas dari ending-nya. Masalah ending saya serahkan kepada
bagaimana kalian ingin memandangnya 👍
Ada yang mengatakan ending-nya sudah pas dan memang seharusnya begitu, ada yang kecewa berat, ada yang tidak bisa move on, dan ada juga yang merasa biasa aja hahaha. Bagi yang udah nonton, kalian masuk tim yang mana nih?✋
Rate: 9/10
Okee deh, saya rasa udah panjang lebar banget dan waktunya mengakhiri review-nya sampai disini. Harapan saya semoga tvn kedepannya bisa memberikan drama dengan ending yang lebih jelas dan melegakan ya hahaha.
Comments
Post a Comment